Tuntutan Aliansi Suporter Untuk PSSI dan LIB

0
238

Debatbola.com – Sejak bergulirnya seri 4, Liga Indonesia tidak henti-hentinya mendapat masalah. Puncaknya yaitu COVID-19 yang menjangkiti beberapa pemain. Masalah ini berbuntut panjang hingga menyebabkan timnas Indonesia mengundurkan diri dari perhelatan Piala AFF U-23 yang digelar di Kamboja. Akibat masalah yang berlarut-larut inilah beberapa supporter yang mengaku kecewa meminta PSSI dan PT. LIB untuk melakukan perbaikan.

Beberapa kelompok supporter dari Makassar, Lamongan, Madura, Bogor, hingga Jakarta bersatu guna memajukan persepakbolaan Indonesia. Dari perkumpulan para supporter ini menghasilkan beberapa poin penting yang mereka tujukan kepada PSSI dan PT. LIB, yaitu:

Melarang Pemilik Klub Mengurusi PSSI Atau LIB

Cak Conk selaku perwakilan dari kelompok supporter meminta agar Pemilik Klub tidak ikut campur tangan di dalam PSSI maupun LIB. Alasannya, apabila mereka memangku jabatan baik sebagai regulator maupun operator liga, maka akan rawan munculnya kepentingan pribadi dan dapat menimbulkan konflik.

Ia juga menambahkan jika masih banyak diluar sana orang yang ahli dalam dunia sepakbola namun tidak mendapat tempat untuk dilibatkan dalam federasi maupun penyelenggara. Hal ini masih menjadi polemik bagi pesepakbolaan Indonesia, karena regulasi dari PSSI belum mengatur akan hal tersebut.

Meskipun menuai banyak protes dan kritik, namun rangkap jabatan ini tetap dilakukan dengan dalih alasan historis PSSI. Seperti yang telah diketahui bersama jika PSSI dibentuk oleh 7 klub Liga 1 Indonesia kala itu yakni Persija Jakarta, Persib Bandung, PSIM Yogyakarta, Persebaya Surabaya, Persis Solo, PSM Madiun dan PPSM Magelang

Dalam statuta PSSI pasal 19, PSSI hanya mengatur mengenai dualisme kepemilikan klub, dimana perorangan maupun anak perusahaan dilarang untuk memiliki dua klub atau lebih. Sedangkan untuk seseorang yang merangkap jabatan sebagai pemilik klub serta pengurus federasi belum diatur.

Kompetisi Harus Diperbaiki

Pada lanjutan Liga 1 seri 4 di Bali ini, penyelenggara pertandingan dapat dibilang bekerja dengan sangat buruk. Terlebih ketika gelombang COVID-19 kembali mengganas, PT. LIB seharusnya menghentikan liga untuk sementara waktu.

Selain itu juga terdapat beberapa pertandingan yang digelar pada jam yang dapat dikatakan terlarut malam untuk melakoni pertandingan. Alhasil banyak pemain yang kesehatannya terganggu serta rawan untuk terjangkit COVID-19.

Kualitas wasit yang memimpin pertandingan juga tidak luput dari sorotan para aliansi suporter ini. Mereka menilai kualitas wasit yang memimpin pertandingan harus diperbaiki. Hal ini terkait keputusan wasit yang sering menimbulkan kontroversi. Mereka pun mengusulkan agar PSSI mempertimbangkan adanya teknologi VAR pada pertandingan Liga 1.

Meminta Adanya Badan Pengawas Independen

Guna mengantisipasi terjadinya pengaturan skor serta adanya mafia bola, para suporter menuntut agar dibentuk badan pengawas yang mengurusi akan hal ini. Akan tetapi pemilihan anggota pengawas harus independen dan dipilih oleh klub, pemain dan suporter serta tidak ada campur tangan dari PSSI. 

Sebenarnya beberapa tahun lalu pihak kepolisian sudah membentuk satgas Anti-Mafia bola. Namun, hingga saat ini satgas tersebut belum mendapatkan hasil yang memuaskan.

Meminta Fokus Pada Perbaikan Liga Bukan Naturalisasi

Kabar mengenai datangnya pemain keturunan Indonesia, Sandy Walsh dan Jordi Amat kian santer terdengar. Terlebih PSSI sangat berharap besar pada keduanya yang notabene merupakan pemain yang berkiprah di Eropa. Bahkan PSSI lebih sibuk mencari bakat-bakat pemain keturunan atau naturalisasi dibanding bibit-bibit pemain lokal.

Pada dasarnya melakukan naturalisasi bukan hal baru bagi Timnas Indonesia, bahkan sudah dilakukan lebih dari 10 tahun silam. Namun, para suporter meminta agar PSSI lebih fokus untuk memperbaiki sistem Liga Indonesia agar dapat memaksimalkan potensi dari para pemain lokal.  

Hal yang ditakutkan para pecinta sepakbola yaitu jika kondisi Liga Indonesia tidak mengalami peningkatan, tidak lama lagi timnas Indonesia akan mayoritas diisi pemain naturalisasi maupun keturunan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here