Debatbola.com – Suatu kebanggaan bagi Indonesia diberi kesempatan untuk dilatih oleh Shin Tae-yong. Pasalnya, dalam podcast Deddy Corbuzier, pelatih Shin mengaku bahwa jika hanya melihat bayaran, maka bayaran melatih Indonesia masih sangat kecil. Bahkan dikatakan masih jauh dengan negara-negara lain yang menawarkannya.
Namun, Pelatih Shin-Tae-yong mengaku bahwa dirinya tertarik untuk melatih Indonesia karena dia melihat ada potensi besar di Indonesia. Shin Tae-yong menyampaikan tiga hal yang dinilai kurang bagus dari para pemain Indonesia. Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menuturkan hal-hal yang dirinya nilai kurang bagus dari pemain Indonesia.
Profesionalisme, Kekuatan Fisik, Sampai Pola Makan Menjadi Masalah Mendasar
Pada tayangan podcast milik youtuber Deddy Corbuzier di Youtube, secara eksklusif Shin Tae-yong menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh om Deddy. Salah satu yang disampaikan pelatih asal Korea Selatan itu adalah, masalah profesionalisme pemain Indonesia dianggap masih kurang.
Tae-yong datang ke Indonesia pada akhir tahun 2019. Dirinya ingin mengubah sepakbola Indonesia secara perlahan, dengan kedisiplinan menjadi hal yang dia utamakan. Bagi pelatih Shin Tae-yong, proses dalam kehidupan sehari-hari mereka adalah hal penting pula. Bahkan menurutnya, hal yang dianggap kecil itu justru berpengaruh untuk hal yang besar.
“Jujur saja, pertama memang mereka kurang memiliki mental profesionalnya. Yang kedua, masalah pada pola makan dan makanan. Kemudian yang ketiga soal angkat beban (weight training). Mereka tidak memahami kenapa harus angkat beban,” ungkap Shin Tae-yong, menjawab pertanyaan Deddy Corbuzier soal kekurangan pemain Indonesia.
“Angkat beban itu sangat penting untuk menguatkan pemain. Bermain bola pasti keras dan mengandalkan badan. Kalau kalah kekuatan badan, pasti kita tidak bisa mengeluarkan kemampuan kita dengan maksimal. Setelah saya datang, saya merasakan bahwa banyak sekali orang Indonesia yang tidak paham kenapa harus mengangkat beban (weight training),” urainya.
Sejak membimbing Timnas Indonesia, fisik jadi perhatian utama Shin Tae-yong. Dirinya suka pemain dengan fisik yang bagus, karena fisik sangat menopang performa pemain dalam bertanding. Selain itu, makanan pun harus diperhatikan. Sementara itu, dia juga kesulitan untuk bisa mengontrol kebiasaan pemain soal makanan dan pola makan.
“Nasi goreng, gorengan, adalah makanan yang bermasalah. Pemain harusnya banyak makan protein, tidak terlalu banyak karbohidrat. Saya datang dan berusaha mengubahnya, dan sekarang lebih baik,” ucapnya soal kebiasaan makan pemain Indonesia. Pelatih Shin Tae-yong mengatur pola makan, sekaligus makanan anak asuhnya di Timnas Indonesia.
Kesulitan Mengontrol Pemain Timnas Setelah Kembali Ke Klubnya Masing-Masing
Namun, pelatih Shin Tae-yong mengaku bahwa ada kesulitan dalam mengontrol anak asuhnya yang harus kembali ke klubnya masing-masing. Pelatih Shin Tae-yong bisa saja tegas di pusat pelatihan Timnas. Namun Shin Tae-yong mengaku kesulitan juga untuk tegas kepada anak asuhnya yang sedang bersama klub.
“Kalau mereka sedang berada di training camp (pemusatan latihan), saya memang bisa mengubahnya. Tapi ketika mereka kembali ke tim masing-masing, saya sulit untuk mengontrolnya. Sebenarnya pemain yang harus sadar diri sebagai sikap profesional,” ujar pelatih Shin Tae-yong.
Memang sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya banyak sekali pemain bintang yang lahir dari negeri ini. Sayangnya selalu saja kualitas mereka menurun dari waktu ke waktu, bukan berkembang. Berdasarkan pengetahuan yang pelatih Shin Tae-yong sampaikan ke media, maka pola makan, makanan serta kedisiplinan menjadi faktor kuat.
Pelatih Shin Tae-yong berusaha mengubah itu demi masa depan pemain sepak bola timnas Indonesia. Bagi Shin Tae-yong, masa depan pemain sepak bola Indonesia itu baik. Selain itu dirinya sedang mengupayakan melakukan perubahan-perubahan yang mampu mendukung Timnas untuk menggapai masa depan yang lebih baik.