Debatbola.com – Beberapa waktu lalu, Persebaya sempat mengajukan permohonan pada PT. LIB untuk meninjau kembali venue grup C. Seperti yang telah diumumkan, venue Grup C akan berlokasi di Bandung dengan salah satu anggotanya Persib dan Persebaya. Karena tidak menyetujui terkait venue yang dipilih, Persebaya kemudian mengajukan tuntutan.
Demi keamanan, Persebaya meminta pada PT. LIB untuk memindah venue Grup C ke Surabaya atau ke luar Pulau. Jika permintaan tersebut ditolak, Persebaya meminta untuk pindah klub yang venuenya di luar Pulau. Namun PT. LIB menolak dua permintaan Persebaya dan menginginkan Liga Pramusim berjalan seperti ketentuan awal.
Penolakan PT. LIB
Berdasarkan hasil drawing Piala Pramusim tahun ini, Persebaya bergabung dengan Persib dan dua klub lain yaitu Bali United dan Bhayangkara. Venue dari klub tersebut juga telah ditetapkan yaitu di kota Bandung. Merasa kurang tepat dengan pemilihan venue, Persebaya kemudian meminta untuk berganti lokasi pada PT. LIB.
Alasan yang diberikan Persebaya juga cukup masuk akal yaitu masalah Kamtibmas karena akan ada penumpukan Bonek di kota Bandung. Belum lagi babak penyisihan grup ini akan berlangsung selama 10 hari. Demi keamanan, Persebaya meminta venue di pindah atau klub tersebut pindah grup.
Permintaan Persebaya tersebut rupanya ditolak langsung oleh PT. LIB dan ingin turnamen berjalan sesuai rencana. PT. LIB bukan hanya menolak permintaan pemindahan venue saja tetapi juga tidak mengijinkan Persebaya pindah klub. Dengan begitu pada tanggal 11 Juni nanti Persebaya tetap berada di grup C dan bermain di Bandung.
Alasan penolakan PT. LIB terkait pemindahan venue Grup C ke kota Surabaya hingga kini masih belum diketahui. Namun untuk penolakan kepindahan ke grup B, diperkirakan karena ada Persija. Beberapa waktu lalu PT. LIB sempat mengatakan jika memang sengaja tidak menempatkan Persebaya dan Persija dalam satu grup.
Bukan hanya Persebaya dan Persija, sebenarnya PT. LIB juga melarang beberapa klub berada dalam grup yang sama. Selain kedua klub itu, Persib dengan Persija serta Persebaya dengan Arema juga dilarang berada dalam satu klub. Satu lagi yang dilarang satu grup yaitu Persib dan Arema.
Publik tentu saja bertanya-tanya terkait keputusan yang dianggap tidak masuk akal tersebut. PT. LIB akhirnya angkat suara dan mengatakan jika keputusan tersebut diambil setelah melakukan diskusi dengan semua pihak. Limitasi beberapa klub tersebut dilakukan karena alasan tertentu dan demi kelancaran turnamen.
Tanggapan Persebaya
Menanggapi penolakan tersebut, Yahya Alkatiri mengatakan jika pihaknya kini lepas tangan jika ada kejadian yang berkaitan dengan Suporter. Bahkan pihak klub tidak mau menerima komplain terkait kerusakan yang mengatasnamakan klub. Persebaya sudah memasrahkan urusan supporter pada Panpel.
Koordinator dari Green Nord, Husin Ghozali mengakui kecewa dengan keputusan PT. LIB. Pasalnya akan banyak Bonek yang menyerbu kota Bandung baik yang sudah terkoordinasi dan tidak masuk dalam koordinasi. Untuk Bonek yang tidak masuk koordinasi dianggap berangkat atas nama pribadi dan bukan tanggung jawab Bonek.
Husin Ghozali juga mempertanyakan kenapa PT. LIB menolak menjadikan Persebaya sebagai tuan rumah. Apalagi sudah sangat lama kota Surabaya sejak terakhir kali menjadi tuan rumah dari event besar seperti Piala Pramusim. Padahal jika berada di Surabaya Bonek bisa lebih terkoordinir.
Demi mengurangi masa Bonek di kota Bandung, Yahya Alkatiri telah berkoordinasi dengan Panpel dan tidak meminta jatah tiket. Namun Husin Ghozali tidak mempermasalahkan hal tersebut karena Bonek biasanya langsung berkoordinasi dengan supporter tuan rumah. Konsekuensi dari kondisi tersebut tentu saja berebut tiket dengan sesama supporter.
Aji Santoso selaku pelatih mengatakan jika dirinya tak masalah meskipun Persebaya gagal pindah ke grup B. Sang pelatih juga menambahkan jika Persebaya tak gentar menghadapi klub manapun dan dari grup manapun. Justru Aji senang Persebaya berada di grup C karena langsung berhadapan dengan lawan yang kuat.
Turnamen Pramusim tahun 2022 ini, Persebaya rupanya tak menargetkan untuk bisa meraih juara. Bahkan Aji Santoso beranggapan jika lolos fase grup adalah hasil yang cukup realistis untuk Persebaya. Pasalnya Sebagian besar pemain Persebaya di musim ini diisi oleh para pemain muda.