Debatbola.com – Publik sepakbola Spanyol berduka. Mantan Presiden Real Madrid, Lorenzo Sanz, wafat setelah terinfeksi virus corona. Kabar ini pertama kali diberitakan oleh anak tertua Sanz, Lorenzo.
“Ayahku baru saja meninggal. Dia tidak pantas mendapatkan penyakit ini. Salah satu yang terbaik, paling pemberani, dan paling pekerja keras yang pernah ku lihat dalam hidupku. Keluarganya dan Real Madrid adalah ambisinya,” tulis Lorenzo pada akun Twitter-nya.
Sanz adalah presiden Real Madrid pada 1995 hingga 2000, sebelum era Florentino Perez. Di bawah kepemimpinannya, Real Madrid mengakhiri paceklik gelar juara Liga Champions pada 1998, terakhir kali juara pada 1996.
“Real Madrid, presiden dan jajaran direktur, turut berduka atas kematian Lorenzo Sanz, presiden Real Madrid 1995 hingga 2000. Rasa prihatin dari yang paling mendalam juga untuk semua keluarganya, Mari Luz istrinya, dan anak-anaknya, Lorenzo, Francisco, Fernando, Maria Luiz dan Diana, juga rekan-rekannya,” bunyi pernyataan resmi Real Madrid.
“Hari ini, Real Madrid kehilangan seorang presiden yang punya dedikasi tinggi sepanjang hidupnya dengan ambisi besar: Real Madrid. Atas hal itu, Real Madrid akan memberikan penghormatan yang layak untuknya sesegera mungkin.”
Sebelum menjadi Presiden, Sanz lebih dulu menjadi Direktur Klub. Lantas pada tahun pertama menjadi presiden, Sanz langsung melakukan perombakan skuad dengan mendatangkan pemain-pemain bintang.
Davor Suker, Predrag Mijatovic, Clarence Seedorf, Christian Panucci, hingga Roberto Carlos direkrut Madrid saat itu. Bersama pemain-pemain seperti Raul Gonzales, Fernando Hierro, Fernando Redondo, Guti, sampai Fernando Morientes, di tahun kedua kepemimpinannya gelar juara Liga Champions berhasil diraih.
Dalam lima tahun kepemimpinan, dua gelar Liga Champions berhasil diraih Real Madrid. Akan tetapi Madrid saat itu punya masalah keuangan, sehingga akhirnya ia kalah dalam pemilihan presiden berikutnya, oleh presiden Real Madrid saat ini, Florentino Perez.