Debatbola.com – Setelah sukses berkarier sebagai pemain, Andriy Shevchenko mulai meniti kariernya sebagai pelatih. Pria yang kini berusia 43 tahun itu saat ini merupakan pelatih Tim Nasional Ukraina.
Pensiun pada 2012 dengan menjadikan Dynamo Kiev sebagai klub terakhirnya, Shevchenko memulai karier kepelatihannya dengan menjadi asisten pelatih Tim Nasional Ukraina di Piala Eropa 2016. Kegagalan pelatih Ukraina saat itu, Mykhaylo Fomenko, membuatnya dipromosikan jadi kepala pelatih usai Piala Eropa 2016 berakhir.
Shevchenko lantas menunjukkan kemampuannya dalam menangani tim dengan meloloskan Ukraina ke Piala Eropa 2020. Dia sendiri dibantu oleh mantan staf pelatih AC Milan yaitu Mauro Tassotti dan Andrea Maldera.
Sheva, sapaan akrabnya, sudah memimpin dalam 33 laga selama empat tahun melatih. Persentase kemenangannya mencapai 57,5%. Ukraina asuhannya hanya lima kali menelan kekalahan.
Menurut Maldera, salah satu faktor yang membuat Sheva bisa memiliki kemampuan melatih mumpuni adalah dia pernah dilatih oleh pelatih-pelatih hebat. Carlo Ancelotti disebut-sebut menjadi pelatih yang paling menginspirasinya.
“Shevchenko belajar banyak dari pelatih-pelatih yang dulu pernah menanganinya dan Carlo Ancelotti adalah mentor sesungguhnya. Dia teliti ke hal-hal yang detail ketika mempersiapkan tim menuju pertandingan serta memantau perkembangan setiap pemain,” tutur Maldera pada Tuttosport.
Namun sebenarnya, masih menurut Maldera, gaya kepelatihan Shevchenko punya kesamaan dengan pelatih asal Italia yang sukses membawa Milan juara Serie A, yakni Massmiliano Allegri. Maldera menyebut pendekatan taktik yang membuat Sheva mirip pelatih yang sukses bersama Juventus tersebut.
“Kesamaannya dengan Massimiliano Allegri adalah kemampuan membaca pertandingan, dan antisipatif terhadap apa yang akan terjadi, juga soal kapan waktunya untuk menunggu dan bertahan atau menyerang total.”
Sheva sendiri dikabarkan sudah siap untuk menukangi klub Eropa. Namun tampaknya ia akan memimpin hingga Piala Eropa 2020. Piala Eropa 2020 sendiri diundur perhelatannya menjadi musim panas 2021 akibat wabah virus corona.