Debatbola.com – Legenda Timnas Indonesia asal Papua, Boaz Solossa telah menjadi ikon dan inspirasi bagi pesepakbola muda. Bakat dan kemampuan sudah tidak diragukan lagi, teknik mengolah bola dan mencetak gol sudah di atas rata-rata pemain Indonesia. FIFA sebagai federasi sepak bola internasional memberi apresiasi kepada pemain yang saat ini membela PSS Sleman melalui video pendek.
Video berjudul “Boaz Solossa – Mutiara Hitam dari Timur” diunggah pada laman resmi FIFA tersebut yang bercerita mengenai perjalanan karier Boaz Solossa saat ditemukan oleh Peter Withe sebelum Piala AFF 2004. Tentu hal tersebut membuat bangga penggemar sepak bola nasional karena ada pemain yang dilirik FIFA untuk dijadikan inspirasi banyak orang.
Video Pendek FIFA Tentang Boaz
Selain bercerita tentang awal karier sang pemain, video tersebut menayangkan karier Boaz yang kerap dihiasi dengan kontroversi. Terdapat komentar dari orang-orang terdekat Boaz Solossa, baik dalam maupun luar lapangan, seperti Todd Ferre dan Bambang Pamungkas, yang sama-sama pernah bermain bersama Boaz.
Rivaldo Todd Ferre berkomentar bahwa dirinya amat mengidolakan pemain yang memiliki kekuatan pada kaki kirinya. Ia menjelaskan banyak anak muda di Papua menjadikan Boaz Solossa sebagai idola. Lebih lanjut, Boaz mendapat komentar dari mantan duet di Timnas dahulu, Bambang Pamungkas. Bepe, sapaan akrabnya, memiliki pandangan bahwa Boaz adalah penyerang berbahaya di dalam lapangan.
Profil Boaz Solossa
Boaz adalah salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Lahir dan besar di keluarga Solossa, keluarga terkenal di Papua Barat. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Kedua kakaknya juga berkarier sebagai sepakbola profesional, yakni Nehemia Solossa dan Ortizan Solossa.
Dikenal sebagai pemain yang memiliki naluri mencetak gol tinggi, akurasi umpan luar biasa, serta teknik menggiring bola yang baik. Pemain yang dijuluki Si Anak Ajaib ini menjadi salah satu pemain lokal terbaik yang mampu bersaing dengan pemain asing.
Ia tampil memukau ketika Timnas berlaga di Piala AFF 2004. Boaz pernah membela beberapa klub di dalam negeri, seperti Perseru Serui, Persipura Jayapura, Borneo FC, dan PSS Sleman. Dirinya pernah berkarier dengan klub amatir asal Papua, PS Putra Yohan, dan membela Tim PON Papua pada 2004.
Kerap Melakukan Kontroversi
Kariernya tak secemerlang yang dibayangkan. Boaz pernah berbuat ulah saat terbukti menendang wasit dalam Piala Indonesia yang mempertemukan Persipura Jayapura dengan Persebaya Surabaya. Akibatnya, ia diberi sanksi selama satu tahun tidak boleh beraktivitas di dunia sepak bola, baik nasional maupun internasional.
Ia kembali berulah ketika menolak panggilan membela Timnas U-23. Hal itu membuat banyak pihak geram dengan sikapnya. Sanksi berat menantinya, meski akhirnya Boaz tak dijatuhkan hukuman karena kembali bersedia menerima panggilan pada 28 Maret 2007 pada laga Indonesia vs Lebanon.
Boaz sering terlibat kontroversi yang sebenarnya tidak perlu dilakukannya. Ia pernah terciduk menggunakan alkohol dan nyaris dipulangkan dari pemusatan latihan di Australia oleh Peter Withe. Dirinya dinilai kurang profesional karena masih sulit menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pernah Mengalami Cedera Parah
Saat kariernya sedang memuncak, Boaz pernah mengalami cedera parah yang nyaris membuat pensiun dini. Ia pernah mengalami patah kaki kanan ketika bermain membela Indonesia melawan Hongkong. Hal tersebut membuatnya benar-benar harus rehat dari sepak bola cukup lama dan hampir membunuh kariernya.
Banyak anggapan beredar bahwa PSSI tidak membiayai pemulihan cedera Boaz kala itu, bahkan yang menanggung semua biaya pengobatan adalah klub asalnya, Persipura Jayapura. Sejak peristiwa itu, komitmen Boaz sempat dipertanyakan.