Debatbola.com – Thierry Henry telah menganggalkan jabatannya sebagai pelatih kepala CF Montreal, keluarga menjadi alasan utama Henry untuk pergi. Legenda Arsenal ini telah memimpin klub yang berlaga di Major League Soccer, Amerika Serikat ini sejak November 2019.
Pelatih berusia 43 tahun itu menyatakan bahwa dengan berpindahnya markas CF Montreal dari Kanada ke Amerika Serikat karena pandemi virus Covid-19 musim lalu sangat memberatkannya karena dia harus jauh dari keluarganya.
“Dengan berat hati, saya harus mengambil keputusan ini. Tahun lalu telah menjadi tahun yang sangat sulit bagi saya secara pribadi, karena pandemi ini menyebar ke seluruh dunia, saya tidak dapat melihat anak-anak saya.” kata pelatih yang memiliki 123 caps bersama Timnas Prancis tersebut.
Di bawah asuhan Henry, CF Montreal berhasil lolos ke play-off MLS untuk pertama kalinya sejak 2016 dan berhasil mencapai babak perempat final Liga Champions CONCACAF.
“Perpisahan kemarin terlalu membebani saya dan juga anak-anak saya. Maka dari itu, dengan hati yang sedih saya harus mengambil keputusan ini untuk kemudian kembali ke London dan meninggalkan CF Montreal. Saya sangat berterima kasih kepada para penggemar, pemain dan semua staf klub ini yang telah membuat saya selalu merasa disambut hangat.” tambah pelatih berkepala pelontos tersebut.
Direktur olahraga Montreal Olivier Renard berkata: “Kepergian Thierry sangat disayangkan, karena di bawah kepelatihannya, CF Montreal bermain sangat menjanjikan, tetapi dia telah memberi tahu saya tentang keinginan dia untuk kembali bersama keluarga karena situasi yang sulit saat ini.
“Saya ingin berterima kasih padanya, karena secara pribadi bisa memberikan contoh sebagai pemimpin bagi para pemain meskipun dia berada jauh dari keluarganya, pun di level profesional, banyak sekali yang telah dia bangun sejak datang ke sini.” tutupnya.
Setelah bertugas menjadi asisten Roberto Martinez di Timnas Belgia selama tiga tahun, Henry memutuskan untuk menangani AS Monaco untuk berlaga di Ligue 1 musim 2018-2019, namun saat itu jalannya tidak mudah, dia hanya menyelesaikan 20 pertandingan dengan empat kali menang, lima kali imbang serta 11 kali kalah, hingga akhirnya dia dipecat.
Sebelumnya dikabarkan bahwa dia sedang diincar Bournemouth untuk menjadi pelatih kepala, namun justru The Cherries malah menunjuk Jonathan Woodgate sebagai pelatih kepala.